
Cara Praktis Menghitung Kebutuhan Bata Ringan
Bata ringan, atau yang dikenal dengan sebutan Hebel, merupakan material favorit dalam konstruksi modern. Material ini populer karena bobotnya yang ringan, waktu pemasangan yang cepat, serta insulasi termal dan suara yang baik. Sebelum memulai proyek, langkah krusial yang harus dilakukan adalah menghitung kebutuhan bata ringan secara akurat untuk menghindari kekurangan atau kelebihan material.
Berikut adalah panduan langkah demi langkah cara menghitung kebutuhan bata ringan untuk dinding bangunan Anda.
1. Mengetahui Ukuran Standar dan Kebutuhan per m2
Langkah pertama adalah memahami dimensi standar bata ringan yang umum digunakan di Indonesia, serta kebutuhan semen instan (mortar/perekat) per meter persegi.
Ukuran Bata Ringan Bata ringan umumnya memiliki:
- Panjang: 60 cm
- Tinggi: 20 cm
- Tebal: 7.5 cm atau 10 cm (pilihan tebal yang paling umum)
Kebutuhan Material per Meter Persegi (m2)
Dengan memperhitungkan nat (spesi) setebal ±3 mm, berikut perkiraan kebutuhan material:
- Untuk Ketebalan Bata 10 cm:
- Kebutuhan Bata per m2: 8.33 buah
- Kebutuhan Mortar per m2: ±4 kg
- Untuk Ketebalan Bata 7.5 cm:
- Kebutuhan Bata per m2: 11.11 buah
- Kebutuhan Mortar per m2: ±3 kg
Catatan: Kebanyakan pembangunan rumah tinggal menggunakan bata ringan setebal 10 cm.
2. Hitung Total Luas Dinding Bangunan
Langkah selanjutnya adalah menghitung seluruh luas dinding yang akan dipasang bata ringan.
Rumus Perhitungan Luas Dinding:
Total Luas Dinding (m2)=(Panjang Total Dinding)×(Tinggi Dinding)
Contoh Kasus: Andaikan Anda memiliki sebuah ruangan berukuran 4 meter ×5 meter dengan tinggi dinding 3 meter.
- Hitung Panjang Total Dinding: (4 m+5 m+4 m+5 m)=18 m
- Hitung Total Luas Dinding: 18 m×3 m=54 m2
3. Kurangi Luas Area Non-Dinding
Untuk mendapatkan kebutuhan material yang akurat, Anda harus mengurangi area yang tidak memerlukan bata ringan, seperti pintu dan jendela.
Rumus Pengurangan Area:
Luas Bersih Dinding (m2)=Total Luas Dinding−Luas Pintu−Luas Jendela
Lanjutan Contoh Kasus: Asumsikan ruangan 54 m2 tersebut memiliki:
- 1 Pintu: 0.9 m ×2.1 m = 1.89 m2
- 2 Jendela: 1.0 m ×1.2 m = 1.2 m2 per jendela.
- Total Luas Jendela =2×1.2 m2=2.4 m2
Luas Bersih Dinding =54 m2−1.89 m2−2.4 m2=49.71 m2
4. Hitung Kebutuhan Bata Ringan
Setelah mendapatkan Luas Bersih Dinding, Anda dapat menghitung jumlah bata ringan yang dibutuhkan dalam satuan buah, lalu konversikan ke satuan volume (m3).
Rumus Kebutuhan Bata Ringan (Buah):
Kebutuhan Bata Ringan (Buah)=Luas Bersih Dinding×8.33 buah/m2
Lanjutan Contoh Kasus (Tebal 10 cm):
Kebutuhan Bata=49.71 m2×8.33 buah/m2≈414 buah
Konversi ke Volume (Kubicasi): Bata ringan biasanya dijual dalam satuan volume Meter Kubik (m3). Dalam 1 m3 bata ringan (tebal 10 cm) terdapat 83.3 buah.
Kebutuhan Volume=83.3 buah/m3414 buah≈4.97 m3
5. Menghitung Kebutuhan Mortar (Semen Instan)
Perekat bata ringan yang digunakan adalah semen instan atau thin bed mortar.
Rumus Kebutuhan Mortar (kg):
Kebutuhan Mortar (kg)=Luas Bersih Dinding×4 kg/m2
Lanjutan Contoh Kasus:
Kebutuhan Mortar=49.71 m2×4 kg/m2≈198.84 kg
Jika mortar dijual per zak (±50 kg), maka Anda membutuhkan sekitar 50198.84≈4 zak mortar.
Tips Tambahan (Faktor Keamanan)
Selalu tambahkan Faktor Keamanan minimal 5% pada total kebutuhan bata ringan dan mortar. Hal ini untuk mengantisipasi kerusakan selama pengiriman, pemotongan, atau pekerjaan di lapangan.
Total Bata yang Dipesan=4.97 m3×1.05≈5.22 m3
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat memperkirakan kebutuhan material secara tepat dan efisien!